Selasa, 22 April 2014

Muslim Ideal

Standard


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan yang sesuai petunjuk Al- Qur’an dan As-Sunnah, akan menjadikan kehidupan lebih baik, lebih menyenangkan dan lebih nikmat, melalui pembentukan seorang pribadi muslim yang tulus, yang akan menghadirkan gambaran Islam yang jelas dan indah, sehingga ketika orang melihatnya, mereka akan melihat islam yang sejati dan ketika orang berhubungan dengannya, keimanan mereka akan bertambah. Kemanapun ia pergi, mereka menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya. Muslim ideal memang menggambarkan manusia yang sempurna dengan ini manusia ideal sama juga dengan insan kamil dimana insan kamil ini dapat di juluki untuk Nabi Muhammad saw. hal ini merupakan sesuatu yang sangat istimewa.
Namun pada dasarnya  banyak yang ingin sedang menempuh atau sedang proses untuk menjadi muslim ideal atau juga insan kamil, banyak para kyai atau ulama yang sedang belajar menjadi insan kamil atau muslim ideal.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud muslim ideal?
2.      Bagaimana pandangan islam terhadap muslim ideal?
3.      Bagaimana karakteristik muslim ideal?
C.    Tujuan
1.      Mendeskripsikan pengertian muslim ideal.
2.      Mendeskripsikan pandangan islam terhadap muslim ideal.
3.      Mendeskripsikan karakteristik muslim ideal.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Muslim Ideal
Muslim berarti orang islam. Kata “islam”  seakaar dengan kata dengan al-salam, al-salm dan al-silm yang berarti menyerahkan diri, kepasrahan, ketundukan dan keapatuhan; kata “al-silm” dan ”al-slam” ynag berarti damai atau aman; dan kata “al-salm”, “al-salam” dan “al-salamah”  yang berarti bersih dan selamat dari cacat, baik lahir maupun batin. Orang yang berislam adalah orang yang menyerah, tunduk, patuh, dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir dan batin yang pada gilirannya akan mendapat keselamatan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat.[1]
Yang di maksud tentang mukmin adalah orang yang memeluk agama islam,  kata ini mengisyratkan makna penuh ketundukkan tehadap kehendak tuhan. Idealnya seorang muslim adalah orang yang tunduk.[2]
Sedang yang disebut seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan , tetapi dalam rangking manusia berkualitas.
Menurut najay majid muslim ialah orang yang menerima dan mengamalkan kewajiban seorang mukmin.
Dari pnegertian tersebut di atas dapat di katakan bahwa mukmin sama dengan muslim dalam arti muslim yang ideal, sehingga ciri-ciri atau sifat-sifat mukmin yang tersebut dalam al-qur’an dikategorikan juga sebagaiciri-cir muslim yang ideal.
$yJ¯RÎ) šcqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sŒÎ) tÏ.èŒ ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sŒÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍköŽn=tã ¼çmçG»tƒ#uä öNåkøEyŠ#y $YZ»yJƒÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGtƒ ÇËÈ   šúïÏ%©!$# šcqßJÉ)ムno4qn=¢Á9$# $£JÏBur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÈ   y7Í´¯»s9'ré& ãNèd tbqãZÏB÷sßJø9$# $y)ym 4 öNçl°; ìM»y_uyŠ yYÏã óOÎgÎn/u ×otÏÿøótBur ×-øÍur ÒOƒÌŸ2 ÇÍÈ  
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS.Al-anfal : 2-4)
Sebelum membahas mengenai pengertian muslimah, kita terlebih dahulu akan membahas pengertian muslim. Secara harfiah “muslim” itu artinya “berserah diri”. Namun secara istilah “muslim” adalah orang yang beragama Islam. Berarti muslim adalah orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, serta berserah diri kepada-Nya. Sedangkan muslimah adalah sebutan untuk wanita muslim, yaitu wanita yang beragama islam.[3]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideal; ide-al berarti sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.[4]
Jadi, Muslim ideal adalah muslim yang sangat sesuai dengan tuntunan agama islam, yang menjadi dambaan bagi semua orang. Muslim ideal adalah muslim yang tunduk dan patuh mengikuti secara lahir dan batin terhadap ajaran-ajaran (hukum-hukum) agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selaku utusan Allah SWT, sebagai bukti keimanan yang menjadi keyakinan dalam hatinya yang mana sudah menjadi suatu angan-angan yang tersendiri bagi muslim ideal atau muslim sempurna.
Kepribadian muslim disini meliputi lima rukun islam, yaitu;[5]
1.      Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian syahadatain;
2.      Menunaikan sholat, yaitu melahirkan kepribadian musholli;
3.      Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadian sha’im;
4.      Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian muzakki;
5.      Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadian hajji.
B.     Pandangan Islam Terhadap Muslim Ideal
Sesungguhnya islam telah memberikan penghargaan dan penghormatan kepada kaum wanita dengan setinggi-tingginya, ia memberikan kedudukan yang teramat mulia dan luhur. Islam datang dengan membawa rahmat bagi seluruh makhluknya yang mulia.
Menurut pandangan Islam, Muslimah ideal adalah kepribadian islam sejati, wanita muslim sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist. Muslimah ideal memang tidak ada bandingnya, ia adalah wanita yang mulia dan memiliki keunggulan moral sejati, ia adalah model peran diantara anggota keluarga dan masyarakat. Ketaatannya pada Qur’an dan Sunnah sudah cukup untuk mencegah pandangan sesat yang terdapat di kalangan muslim dan non-muslim yang dipengaruhi oleh kebobrokan moral ideology feminisme dari musuh-musuh islam.[6]
Untuk menjaga kehormatan dan kesucian itulah, Allah  memerintahkan muslimah untuk menutup auratnya dan tidak dipamerkan kepada orang yang bukan mahramnya. Allah SWT berfirman, » Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. al-Nur (24): 31).
Dari penjabaran diatas sudah jelas bahwa Allah memerintahkan kepada muslimah untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan tidak menampakkan perhiasan, kecuali yang biasa nampak, serta menutup kain kudung kedada mereka.  Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,” Wanita yang paling baik adalah muslimah yang apabila anda melihatnya, kau akan senang, apabila kau menyuruhnya dia akan taat, dan apabila engkau tidak ada di sampingnya, dia akan menjaga dirinya dan hartamu, (HR. Ibnu Jarir).
Muslim dikaitkan dalam berbagai hal, dalam bukunya Muhammad Ali al-Hasyimi mengaikatkan muslim menjadi 8, di antaranya:[7]
1.      Muslim dan Tuhannya.
Seorang muslim haruslah tulus patuh kepada Allah SWTdalam keadaan bagaimanapun, mengikuti semua perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Dalam menjalani kehidupannya, seorang muslim senantiasa ridha menerima kehendak dan ketentuan dari Allah SWT, dengan selalu “bersyukur” disaat memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan serta “bersabar” disaat mendapatkan ujian dan cobaan kehidupan dunianya.  

2.      Muslim dan Pribadinya
Islam menganjurkan agar kaum muslimin bergaul dengan orang lain. Mereka dengan mudah bisa dibedakan dari penampilannya, pakaiannya, perilakunya yang sopan dan tindakannya yang baik, sehingga mereka menjadi teladan dan berguna bagi masyarakat. Seorang muslim yang bijak adalah yang memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan badan, pikiran dan jiwanya, dengan bimbingan yang bijak dari contoh perilaku Nabi SAW.
3.      Muslim dan Orang tuanya
Salah satu karakteristik utama seorang muslim adalah perlakuannya yang baik kepada orang tuanya. Islam meng-angkat derajat menghormati orangtua pada tingkat yang sangat tinggi, dan melebihi sikapnya kepada orang lain di dunia ini. Tidak ada perbuatan lain yang dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Allah SWT dari pada perbuatan baik dan sikap hormat kepada Ibunya, orang tuanya.
4.      Muslim dan Istrinya/suaminya
Pernikahan dalam Islam menawarkan ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran, sehingga laki-laki dan perempuan dapat hidup bersama dalam suasana cinta, kasih sayang, harmonis, kerjasama, saling menasehati dan toleran serta meletakkan pondasi untuk mengangkat “Keluarga Islam” dalam suatu lingkungan yang lestari dan sehat.  
5.      Muslim dan Anak-anak serta Keluarganya
Anak adalah buah hati orangtuanya, yang merupakan salah satu sumber utama kebahagiaan keluarga. Namun hal ini tergantung pada bagaimana orangtuanya memberikan pendidikan yang baik dan ketat sesuai dengan ketentuan agama islam. Islam menempatkan beban tanggungjawab di pundak setiap muslim untuk memberikan kepada anak-anaknya pendidikan agama yang tegas, dengan kasih sayang untuk mematuhi Allah SWTdan Rasul SAW, dimulai dari lingkungan keluarganya.  
6.      Muslim dan Tetangganya
Seorang muslim yang benar-benar paham akan ajaran agamanya, biasanya menjadi orang yang terbaik dalam berhubungan dengan tetangganya, paling menghormati dan paling baik hatinya. Menghormati tetangga merupakan contoh toleransi yang ditekankan islam.
7.      Muslim dan Saudara Seimannya
Salah satu sifat seorang muslim sejati adalah kecintaannya kepada teman-temannya saudara-seiman, yang tidak berdasarkan kepentingan duniawi, yang pengaruhnya terhadap perilaku ummat Islam sangat luas tanpa batas lain, kecuali batas keimanan kepada Allah SWT. Sebuah hubungan per-saudaraan karena cintanya kepada Allah SWT. 
8.      Muslim dan Masyarakatnya
Sebagai pribadi muslim yang ideal adalah seorang pribadi yang berjiwa sosial karena ia memiliki misi dalam hidupnya yang harus berhubungan dengan orang lain, bergaul dan berbaur dengan mereka dalam berinteraksi sosial yang baik sesuai pemahaman agama Islam yang benar dan di contohkan oleh Nabi SAW.  
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. As-Syams : 7-10).
Jadi, pandangan islam terhadap muslim ideal merupakan suatu hal yang sangat dominan yang terlihat secara keseluruhan, dari kedelapan tersebut sudah sangat jelas bahwa manusia itu merupakan sosok muslim yang sempurna. Sesungguhnya islam telah memberikan penghargaan dan penghormatan kepada kaum wanita dengan setinggi-tingginya, ia memberikan kedudukan yang teramat mulia dan luhur. Islam datang dengan membawa rahmat bagi seluruh makhluknya yang mulia. Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nur, ayat 31, dan sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Hr. Ibnu Jarir.

C.    Karakteristik Muslim Ideal
Masyarakat secara umum memandang sosok muslim ideal memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim ideal itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim, diantaranya;[8]
1.      Aqidah yang lurus
Lurusnya aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam” (QS. Al-An’am [6] :162). Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2.      Ibadah yang benar
Menjalankan ibadah secara benar merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3.      Akhlaq yang baik
Akhlaq yang baik merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an. Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68] :4).
4.      Jasmani yang kuat
Kekuatan jasmani merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
5.      Kecerdasan dalam berpikir (mutsaqqoful fikri)
Kecerdasan dalam berpikir merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2] :219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39] :9)
6.      Berjuang melawan hawa nafsu
Melawan hawa nafsu merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7.      Pandai menjaga waktu
Menjaga waktu merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8.      Teratur dalam suatu urusan
Mengerjakan semua urusan dengan teratur termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
9.      Memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri
Berjiwa mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
10.  Bermanfaat bagi orang lain
Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan sunnah. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Muslim ideal adalah muslim yang sangat sesuai dengan tuntunan agama islam, yang menjadi dambaan bagi semua orang. Muslim ideal adalah muslim yang tunduk dan patuh mengikuti secara lahir dan batin terhadap ajaran-ajaran (hukum-hukum) agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selaku utusan Allah SWT, sebagai bukti keimanan yang menjadi keyakinan dalam hatinya yang mana sudah menjadi suatu angan-angan yang tersendiri bagi muslim ideal atau muslim sempurna.
Pandangan islam terhadap muslim ideal merupakan suatu pandangan yang terdiri dari 8 tingakatan, yang dominan pada sosok manusia muslim ideal, diantaranya;muslim dan Tuhannya, muslim dan pribadinya, muslim dan orang tuanya, muslim dan istri/suaminya, muslim dan anak-anak serta keluarganya, muslim dan tetangganya, muslim dan saudara seimannya, muslim dan masyarakatnya.
Selain itu dalam muslim ideal memiliki kurang lebih 10 karakter dalam muslim ideal. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. Bila disederhanakan, sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim, diantaranya; aqidah yang lurus, ibadah yang benar,akhlak yang baik, jasmani yang kuat, kecerdasan dalam berfikir, berjuang melawan hawa nafsu, pandai menjaga waktu, teratur dalam suatu urusan, memilki kemampuan dalam usaha sendiri/ mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.
B.     Saran
1.      Bagi pembaca, sebaiknya mampu menyaring dan mengambil intisari pokok-pokok makalah ini  agar dapat mengetahui berbagai pengertian  penderitaan,  kematian, dan harapan.
2.      Bagi penulis,  sebaiknya mampu menghadirkan makalah yang berbobot dan berkualitas  agar pembaca bisa mengambil manfaat penulisan sertai si makalah ini dengan semaksimal mungkin.
3.      Bagi pembimbing, sebaiknya selalu mendampingi penulis dan pembaca agar mampu memahami isi makalah dengan sebaiknya.



[1] Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta;PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 249
[2] Ragwan Albaar, Patologi Muslim,(Dakwah Digital Press,2007),hal.19-20
[3] Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslimah Ideal, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000). Hal 185-186.
[4] Abdullah, M.K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. (Jakarta: Sandro Jaya). Hal 68.
[5] Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, hal. 250
[6]Al- Asyumi Ummu Mahmud, dkk. 2009. Panduan Etika Muslimah Sehari-hari. (Surabaya: Pustaka eLBA), hal. 33
[7] Al- Asyumi Ummu Mahmud, dkk. 2009. Panduan Etika Muslimah Sehari-hari, hal. 48-56
[8] Al- Asyumi Ummu Mahmud, dkk. 2009. Panduan Etika Muslimah Sehari-hari. Surabaya: Pustaka eLBA, hal. 68

1 komentar:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    BalasHapus