MAKALAH
TUJUAN BIMBINGAN KONSELING SOSIAL
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah
BIMBINGAN
KONSELING SOSIAL
Dosen
Pengampu
Dra. Faizah Noer Laela, M.Si.
Di
susun oleh:
Ika
Nur Halimah (B03212009)
M.
Faiz Hisyam (B032110231)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata
bimbingan dan kata konseling. Keduanya seakan sudah menjadi satu kesatuan yang
tak dapat dipisahkan. Jika bimbingan mencakup segala macam konseling, maka
konseling lebih sempit cakupannya. Segala macam konseling termasuk dalam
bimbingan akan tetapi tidak semua bimbingan merupakan konseling.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan social, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagain
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.[1]
Sudah banyak sekali literatur yang menjelaskan mengenai pengertian
Bimbingan. Di sini, hanya akan ditulis beberapa saja mengenai pengertian
Bimbingan.
Beberapa
pengertian bimbingan menurut beberapa ahli:
- Menurut Frank Parson, 1951 : “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku, suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.”
- Chiskolm : “Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”
- Bernard & Fullmer, 1969 :“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.”
- Mathewson, 1969 :“Bimbingan merupakan pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.”
- I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975-15) :“Bimbingan adalah suatu proses pemberian yang terus menerus dan sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.”
- Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah :“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan mas depan.”[2]
- Tolbert : “Bimbingan adalah seluruh program atan smua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari. Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan bidang pendidikan lainnya”[3]
Dan dari berbagai pengertian bimbingan dari beberapa ahli diatas,
maka dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan suatu bantuan yang diberikan dari
orang yang ahli kepada individu maupun kelomok dalam rangka memberikan
pemahaman mengenai diri sendiri, lingkungan, serta memilih, menentukan, maupun
menyusun rencana dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Istilah konseling berasal dari kata “counseling” yang
merupakan kata dalam bentuk masdar dari “to counsel” sedangkan
secara etimologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan
nasihat. Konseling juga memiliki arti memberikan nasihat; atau member anjuran
kepada orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa
Indonesia, konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.[4]
Pengertian
Konseling menurut para ahli:
1.
A. Edward
Hoffman
“Perjumpaan secara berhadapan muka antara konselor dengan konseli
atau orang yang disuluh sedang di dalam pelayanan bimbingan. Konseling dapat
dianggap sebagai intinya proses pertolongan yang esensial bagi usaha pemberian
bantuan kepada murid pada saat mereka berusaha memecahkan permasalahan yang
mereka hadapi. Namun demikian, konseling tidak dapat memadai bilamana hal
tersebut tidak dibentuk atas dasar persiapan yang tersusun dalam struktur
organisasi. Maka natara bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan”.
2.
Rogers
“Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu
yang bertujuan untuk membantu dalam mengubah sikap dan tingkah laku”.
3.
Hansen Cs
“Konseling adalah proses bantaun kepada individu dalam belajar
tentang dirinya, lingkungannya, dan metode dalam menangani peran dan hubungan.
Meskipun individu menglami masalah konseling ia tidak harus remedial. Konselor
dapat membantu seorang individu dengan proses pengambilan keputusan dalam hal
pendidikan dan kejuruan serta menyelesaikan masalah interpersonal”.
4.
Dra. Hallen A,
M.Pd.,
“Konseling
merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian
bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung
dan tatap muka antara guru pembimbing/konselor dan klien, dengan tujuan agar
klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki kearah perkembangan yang optimal, sehingga ia
dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”.[5]
Dari berbagai
pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah suatu
bantuan yang diberikan kepada individu dalam rangka memberikan pemahaman
mengenai dirinya sendiri, lingkungan, maupun metode dalam menangani peran dan
hubungan. Tetapi konseling tidak dapat dipisahkan dengan bimbingan. Karena
keduanya merupakan satu kesatuan.
B.
Pengertian
Bimbingan Konseling Sosial
Bimbingan Konseling Sosial adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan untuk mewujudkan tatanan yang sejahtera baik individu, keluarga, dan
masyarakat yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan, keamanan, ketertiban,
dan ketenteraman baik lahir maupun batin, hal ini akan dapat terwujud melalui
berbagai kerja sama dan tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat.
Bimbingan
dan Konseling social Meliputi Pengembangan:
1.
Pemahaman
tentang keragaman suku dan budaya.
2.
Sikap-sikap
social (empati dll)
3.
Kemampuan
berhubungan social secara positif
Masalah sosial yang sering muncul di masyarakat antara lain:
1.
Kurang
menyenangi kritikan orang lain
2.
Kurang memahami
etika pergaulan
3.
Merasa malu
untuk berteman dengan lawan jenis
4.
Kurang mampu
menyesuaikan diri
5.
Penyakit-penyakit
sosial seperti : perampokan, pencurian, tawuran, geng motor, dll.
Permasalahan
individu ditinjau dari tugas-tugas dan aspek-aspek perkembangan yang meliputi:
perkembangan fisik, perkembangan bahasa, perkembangan intelektual, perkembangan
sosial, perkembangan emosi, perkemabnagn moral dan etika, perkembangan
kepribadian, perkembangan agama.
C.
Tujuan
Bimbingan Konseling Sosial
Banyaknya masalah yang muncul pada masyarakat di era Globalisasi
menjadikan banyaknya pula tujuan Bimbingan dan Konseling sosial. Berbagai
masalah yang muncul menjadikan sebagian orang tidak mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Sehingga membutuhkan orang yang ahli untuk membantu dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri. Berikutnya akan di jelaskan mengenai
tujuan-tujuan Bimbingan dan Konseling sosial.
Banyak sekali masalah yang muncul di masyarakat, sehingga inilah
yang melatarbelakangi munculnya Bimbingan dan Konseling Sosial. Diantara
masalah-masalah yang muncul di masyarakat adalah:
1.
Kurang
menyenangi kritikan orang lain
2.
Kurang memahami
etika pergaulan
3.
Merasa malu
untuk berteman dengan lawan jenis
4.
Kurang mampu
menyesuaikan diri
- Bersifat respek (menghargai dan menghormati) terhadap orang lain.
- Memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, peran hidup dalam bersosialisasi.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Sosial:
- Supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai (Winkle (2005:32).
- Untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status social ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Selain tujuan-tujuan diatas, pelayanan bimbingan ialah supaya
konseli:
- Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan datang
- Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
- Menyesuaiakan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kerjanya
- Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk:
- Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya
- Mengenal dan memahami potensi dan peluang yang ada di lingkungannya
- Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
- Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
- Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan tempatnya bekerja dan masyarakat
- Menyesuaikan diri dengan keadaaan dan tuntutan dari lingkungannya, dan
- . Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseli adalah:
- Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
- Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
- Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponsnya secara positif sesuai denga ajaran agama yang dianut
- Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
- Memiliki sikap positif atau respek terhdap terhadap diri sendiri dan orang lain
- Memiliki kempuan untuk melakukan pilihan secara sehat
- Bersifat respek terhadap orang lain, menghormati atau mnghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
- Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
- Memiliki kemampuan berinteraksi social (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia.
- Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
- Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Adapun persamaan tujuan antara klien dan konselor adalah:
- Tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara par klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.
- Difokuskan kepada perubahan atau kondisi awal menjadi kondisi baru dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.[6]
Daftar Pustaka
Salahudin,
Anas. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia. 2012.
Hikmawati,
Fenti. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Amin, Samsul
Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: Penerbit
Andi. 2005.
Hallen.Bimbingan
dan Konseling.Jakarta: Quantum Teching.2005.
[1]
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), 1.
[2]
Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010), 13-15.
[3]
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling ( Jakarta:Rajawali Pers,
2011), 1.
[4]
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010),
10-11.
[5]
Hallen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Quantum Teching, 2005),
11.
[6]
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling (Jakarta:Rajawali Pers, 2011),
65-71.
0 komentar:
Posting Komentar