KONSEP DOSA
Dosen
Pembimbing:
Dr. H. Abd.
Syakur, M.Ag
Disusun oleh
kelompok VII
4 BKI C1
Idlan Farid
Bin Noor Iskandar (B03212060)
Rahmawati (B03212020)
Nailin Nuha
Salsabila (B33212049 )
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Dosa
Dosa adalah segalah sesuatu yang
merupakan sebab utama dari kesengsaraan manusia. Perbuatan dosa sudah jelas –
jelas dilarang dalam hukum agama karena mengandung bahaya, baik bagi pelakunya
maupun bagi korban. Efeknya bisa mengenai kesehatannya, akalnya, pekerjaannya,
bahkan bisa jadi menimpa orang banyak: chaos di masyarakat, kresahan, saling
mencurigai, dan sebagainya.[1]
Perbuatan dosa akan mendatangkan
kemurkaan Allah SWT. Dia, dengan kemurkaan-Nya akan menurunkan siksaan terhadap
umat manusia pelaku dosa – dosa, di dunai maupun di akhirat. Dalam hal ini
al-Quran mengistilahkan perbuatan dosa yang mengakibatkan turunnya siksaan
Allah itu dengan istilah yang berbeda dan bermacam – macam, di antaranya[2]:
- Ma’shiyah : Pembangkangan atau keluar dari peritah Tuhan. Kata ini menjelaskan bahwa manusia sudah keluar dari batas abdi Tuhan (‘ubudiyyah) jika melakukannya.
- Al- Khatiah (penyelewengan) Yaitu melakukan perbuatan dosa yang dilakukan secara sengaja.[3]
- Al-Dzanb (perbuatan salah) Yaitu seperti dosa, noda atau perbuatan maksiat lainnya kepada Allah swt.
- Al-Itsm (perbuatan dosa) Yaitu dosa, dan ada juga yang mengatakan bahwa Al-Itsm adalah perbuatan yang tidak dihalalkan (haram).
- Jurm : Harfiahnya memetik (melepaskan) buah dari pohonnya, atau berarti rendah. Kata jarimah berasal dari kata ini. Jurm adalah perbuatan yang melepaskan atau menjatuhkan manusia dari tujuan, proses penyempurnaan, kebenaran dan kebahagiaan.
- Fisq : Pada asalnya berarti keluarnya dari ketaatan dan pengabdian kepada Tuhan. Seperti pecahnya kulit kurma, pendosa dengan perbuatannya ini memecahkan benteng perlindungan Tuhan, sehingga ia akhirnya tidak dijaga sama sekali.
- Munkar : Berasal dari kata inkar yang berarti tidak kenal atau ditolak, karena dosa ditolak oleh fitrah dan akal sehat. Akal dan fitrah menganggapnya asing dan jelek.
- Maksiat : Perbuatan durhaka (asha) kepada Allah Swt. Perbuatan maksiat bisa berupa menolak melaksanakan perintah Allah Swt atau melanggar larangan-Nya. Seperti contohnya, orang tidak mau melaksanakan kewajiban Sholat, kewajiban shaum Ramadhan, dan kewajiban membanyar zakat. Perbuatan melanggar larangan Allah Swt seperti perbuat melanggar larangan Allah Swt seperti melanggar larangan mencuri, larangan merampok, larangan berzina, larangan minum – minuman keras dan memakai narkoba, larangan membunuh, larangan memakan riba, larangan mensekutukan Allah Swt dengan sesuatu yang lain.[4]
- Wizr : Berarti beban. Kebanyakan disebutkan perihal orang yang menanggung atau memikul dosa orang lain. Wazir (perdana menteri) adalah orang yang mempunyai beban dn tugas yang berat. Pendosa adalah orang lain yang memikul beban berat pada pundaknya sendiri.
Dari keterangan di atas tadi jelaslah bahwa perbuatan dosa akan
menumbuhkan suasana kegelapan hati bagi pelakunya. Sedangkan apabila hati telah
gelab lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan semakin keras dan
semakin jauh dari Allah SWT. Serta akan semakin susah untuk menerima ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, keadaan seperti itu akan menjadi sumber bencana
atau kejahatan di dalam tubuh diri masyarakat. Akibatnya, si pelaku dosa akan
mendapatkan kerugian yang besar baik dunia maupun di akhirat. Dan bukan hanya
itu, pelaku dosa pun tidak akan mampu kembali seperti semula tanpa adanya
penyesalan dan niatan untuk meninggalkan serta ia maubertaubat dan istighfar.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda :
“sesungguhnya
apabila seorang mukmin melakukan perbuatan dosa, maka hatinya ternoda oleh
titik hitam. Apabila ia mau ia mau bertobat dan tidak akan mngulangi perbuatan
dosa lagi serta melakukan istighfar, maka hatinya akan menjadi bersih kembali.
Maka apabila berbuat tambah dosa, titik hitamnya juga tambah. Titik htam itulah
yang dimaksud di dalam firman Allah : Sekali – kalitidak (demikian) sebenarnya
yang mereka lakukan membuat noda hitam dalam hatinya. (HR.Ibn Mjah dan Imam
Ahmad).”
Sebagaian Ulama mengklasifikasika antara dosa – dosa besar dan dosa
– dosa kecil, “apabila kita ingin mengetahui perbedaan antara dosa – dosa besar
dan dosa – dosa kecil, maka bandingkanlah kerusakan yang diakibatkan dari dosa
– dosa trsebut dengan dosa besar yang sudah ada nashnya. Apabila pada
kenyataanya kerusakan yang ditimbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikan
adalah dosa kecil. Tetapi kerusakan yang diakibatkan itu sebanding atau lebih
besar, maka yang demikain itu adalah besar.” Hati – hatilah kamu terhadap
dosa kecil, karena apabila sering dilakukan oleh seseorang, maka psti akan
merusaknya (akan menjadi dosa besar). (HR.Imam Ahmad).
Termasuk di antara ajaran al-Quran yang agung ialah ajakan kepada
manusia agar meningglkan dosa – dosa di dalam batin, yaitu dosa – dosa yang
tidka terlihat oleh orang lain, seperti memiliki sifat demdam, hasud dan lain –
lain sebagainya. Di samping itu dosa dosa lahirinya yang dapat terlihat oleh
orang lain dan sekaligus dirasakannya. Namun demikian, menjauhi dsa – dosa ini
akan mengantarkan seseorang kepada derajat yang luhur, sempurna dan memiliki
akhlak yang terpuji.
Didalam hadits Rasulullah menanggapi maslah tersebut diantaranya:
“perbuatan
baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati menjadi tenang.
Dan perbuatan dosa adalah perbuatan yang menjadikan jiwa guncang dan hati
gusar, sekalipun kamu mendapatkan petuah dari ahli fatwa (mufti)”. (HR. Imam
Ahmad).
Dosa merupakan perbatan yang benar –
benar sangat dilarang oleh agama. Bahkan bukan hanya agama islam tapi juga
agama – agama yang lain pun melarangnya. Karena ugikan diri sendiri tapi juga
dapat merugikan orang lain. Memang setiap orang asti perah melakukan dosa
sekecil apapun dosa yang dilakukannya, baik itu di sengaja maupun yang tidak
disengaja. Dalam hal ini Iman Khumaini menyebutkan bahwa :
- (dosa – dosa besar) adalah dosa – dosa yang tertulis dalam al-Quran dan diriwayatkan untuk memberikan ancaman (atas pelakunya dengan) siksaan api neraka.
- Dosa – dosa yang dilarang oleh syariat atau huku – hukum agama.
- Adanya dalil- dalil yang menunjukan bahwa dosa tersebut lebih besar dari dosa – dosa lainnya, seperti syirik, munafik, kufur, dll.
- Akal yang menghukumi bahwa dosa tersebut adalah dosa besar.
- Dalam pandangan kaum muslimin, berdasarkan hukum Allah, al-Quran dan hadis, telah ditetapkan bahwa dosa tersebut termasuk diantara dosa – dosa besar.
- Terdapat penjelasan dari Rasulullah Saw. Dan para Imam bahwa perbuatan tersebut termasuk di antara dosa – dosa baesar yang harus dihindari.
- Dari keenam macam tolak ukur dosa – dosa besar tersebut, mak dapat disimpulkan bahwa segala perbuatan apapun yang jelas – jelas dapat mengakibatkan dampak negatif maka itu adalah dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, tergantung damapk yang diakibatkan.
B.
Buruk
Niat, dan Dosan dan cara Menghentikan Tindakan Ketika Bermaksud Melakukan
Kejelekan[5]
Islam menganggap niat buruk sebagai dosa, meskipun nantinya niat
itu tidak terealisasikan. Oleh karena itu, orang yang rela dengan kondisi
sosial yang jelek, juga termasuk golongan orang yang yang berbuat jelek,
walaupun dia tidak ikut berperan dalam membuat kondidi sosial seperti itu. Telah
kami sebutkan bahwa sesungguhnya Islam dalam mendidik umatnya, ia menyentuh
kedalaman jiwa manusia sehingga mencapai akar – akar penyimpangan. Oleh sebab
itu, Islam melarang niat yang buruk, maksud yang tidak baik sebagai dosa,
walaupun niat dan maksud tersebut tidak sempat terlaksanakan. Dalam hal ini,
ada beberapa pendapat fuqaha, yang dapat kemukakan secara ringkas berikut ini :
- Niat yang kuat disertai keinginan untuk melakukan dosa, kemudian dilaksanakan, adalah haram. Adapun niat yang terbesit di dalam pikiran yang kadang – kadang tidak disertai dengan keinginan untuk melakukannya , tidak termasuk dosa. Pendapat ini dikemukakan oleh al-‘allamah Al-Hilli dalam buku Syarh Al-Tajrih.
- Tidak diragukan lagi bahwa niat seperti itu adalah dosa. Akan tetapi, sesungguhnya dosa adalahdosa yang diampuni. Pendapat seperti inilah yang dipilih oleh Syaikh Al-Baha’i.
- Sesungguhnya maksud untuk melakukan suatu dosa adalah dosa, hanya saja tidak ada sanksi atasnya.
- Maksud hadis itu ialah bahwa orang yang memiliki keinginan untuk melakukan dosa, tetapi dia membatalkan niatnya, dan menyesali atas apa yang dia inginkan. Ini merupakan pendapat Syaikh Al-Anshari dalam buku Al-Fara’id.
Hakikat Dosa Dosa dalam bahasa Arab disebut itsm dan ‘ishyaan. Dosa dengan
pengertian ini memiliki makna berpaling dari perintah tuan, melakukan kesalahan
dan kelalaian. Seorang pendosa itu tidak mengikuti akalnya tapi justru mengekor
kepada syahwat dan amarahnya dan ketika itu mungkin saja ia terjerambab ke
dalam suatu perbuatan dosa dan ketika itu juga ia telah berkhianat kepada
dirinya sendiri. Dosa merupakan perangkap setan dimana agian dalamnya adalah
api dan bagian luarnya itu disertai dengan rasa nikmat dan keinginan syahwat
yang sifatnya spontanitas membuat orang lalai terlena dan tenggelam bahwa
balasan siksa Ilahi tengah menantinya.
Efek dan Pengaruh Dosa Dosa memiliki efek – efek negatif, baik yang sifatnya pribadi
maupun sosial. Efek dan pengaruh negatif dosa yang sifatnya personal di
antara adalah: kebebalan dan kekerasan hati dan hilangnya peluang untuk
menerima dan memperoleh ajaran dan rahasia – rahasia Tuhan, menjadikan hati
sebagian sarang dan pusat bertengger para setan, menjadi hijab dan penghalang
dari mengenal diri dan Allah Swt, menghilang rasa nikmat ketika bermunajat atau
berdoa, tidak dikabulkan ibadah – ibadah, membuat manusia mengingkari akan
adanya hari kiamat dan balasan atau imbalan berupa kenikmatan di akhirat. Efek dan
pengaruh negatif dosa yang sifat sosial di antaranya adalah: Menyebabkan
kemunduran dan keterbelakangan masyarakat, meskipun secara lahiriah nampak
mengalami kemajuan, namun dibelenggu oleh berbagai macam persoalan – persoalan
seperti kerusakan akhlak dan etika,
mengantarkan nilai – nilai kemanusiaan itu menuju sebuah kehancuran dan
kepunahan.
Solusi
Ada beberapa solusi yang dapat disodorkan di sini di antaranya:
a.
Taubat
dan istidfar : taubat brmakna kembali keharibaan Allah Swt disertai niat dan
tekad untuk meninggalkan perbuatan dosa. Taubat ini sendiri beberapa tingkat.
b.
Mengingat-ingat
dosa yang dilakukan.
c.
Mengingat
Allah Swt.
d.
Adanya
Keinginan dan kehendak manusia.
Dampak
dan Efek Negatif Dosa Efek ataupun dampak negatif dosa itu dibagi menjadi dua bagian,
yaitu dampak negatif pada pribadi dan pada sosial masyarakat.
Dampak
dan efek negatif dosa yang sifatnya pribadi
- Sejatinya dosa itu merupakan kotoran dan bercak yang menodai ruh dan jiwa. Akibat dosa, manusia tidak lagi merasakan nikmatnya yidur yang diselingi dengan mimpi – mimpi indah berupa makrifat dan penetahuan dan juga tidak memiliki kondisi baik ketika terjagasehingga ia bisa menemukan dan menyerap ilmu – ilmu hakikat dan mengajarkannya secara benar kepada orang lain. Oleh karena itu, kalau ruhdan jiwa telah dijejali noda dan menjadi gelap maka betapa banyak rahasia – rahasia yang tidak bisa diraih dan dicapainya. Allah Swt menjadi ruh dan jiwa sebagai sumber ilham dan bersumpah dengan menyebutnya. Seorang yang dikatakan pesuluk adalah sedikit berbicara dan menjaga makanannya, dengan inilah ia dapat mendengar suara ilham – ilham Ilahi, karena seseorang hedak mendengar suara dari dalam dirinya maka ia harus diam dan tidak berbicara.[6]
- Ketika seseorang berada di bawah wilayah atau pengawasan setan dan menerima bisikan – bisikannya lalu beramal sesuai dengan bisikan – bisikan tersebut, maka secara bertahap hatinya akan mnjadi pusat berdiam dan hunian setan, sedemikaian sehingga setan menjadi pelayannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa Al- Qur’an.[7] Hati manusia pendusta dan pembohong menjadi sarang kediaman para setan. Namun seseorang yang dalam masalah – masalah ilmiah sangat amanah dan menepati janji dan juga dalam maslah – masalah harta dan ilmiah, amanah dan terpercaya, maka hatinya teraga dan terpelihara dari sasaran tembak setan.[8]Dosa, merupakan hijab dan penghalang untuk mengenai diri dan jiwa. Akibat dosa, manusia dapat melupakan Allah Swt dan kelalaian ini adalah hijab yang dapat menjadi pengahalang dari enganal diri dan jiwa dan tidak membiarkan orang tersbut mengenal dirinya.[9] Kalau ada seseorang yang menjerumuskan dirinya dalam kerusakan dan maksiat, maka ia telah menjatuhkan wujud dirinya itu untuk selamanya. Ia mengikat dirinya sendiri dan tidak ada satu pun yang bisa melepaskan ikatan tersebut, meski harus dibakar dengan api neraka, karena meskipun api itu punya kekuatan untuk melelehkan besi, namuan kalau besi itu adalah api itu sendiri, yaitu apai yang berbentuk besi, maka tak ada satupun yang bisa melelehkannya (api melelehkan api yang berbentuk besi adalah sesuatu yang mustahil).[10]
Efek
dan Dampak negatif dosa yang sifatnya sosial kemasyarakatan
Dosa menyebabkan kejumudan dan
keterbelakangan masyarakat. Tingkat kriminalitas dan kejahatan semakin bertamah
dan juga dengan melihat reaksi yang dimilikinya, dosa dapat mengacaukan seluruh
aktifitas orang – orang aktif di masyarakat Barat, orang – orang pendosa dan
kriminalitas umumnya berasal dari kalangan ke bawah masyarakat dan mereka
kehilangan posisi sebagai makhluk sosial.
Penyembuhan
yang Dilakukan Islam
- Islam menyembuhkan penyakit sebelum terjadinya penyakit itu sendiri. Islam menjauhkan manusia dari tempat – tempat kejahatan dan menjaganya agar tidak terjerumus dalam penyakit – penyakit jiwa itu. Bahkan Islam mencegah agar umatnya tidak sampai memikirkan tentang dosa itu. Sebetulnya Islam juga melarang manusia untuk bergaul dengan orang – orang yang sudah tercemari kejahatan agar dia tidak tertular penyakit tersebut.
- Islam memusatkan perhatian pada pengukuhan mantra iman dalam jiwa, agar menjadi landasan yang kuat dan tangguh, dimana keimanan itu mampu melibas setiap keresahan dan kegalauan. Allah Swt berfirman : (yaitu) orang – orang yang beriamna dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (QS 13:28).
- Islam mengarahkan manusia agar merenungkan diri (dzat)-nya seperti yang dilskukan oleh para dokter ahli jiwa dalam menyembuhkan para pasien. Barangkali, anjuran Islam untuk berpikir adalah bertitik tolak dari sini. Dalam sebuah hadits disebutkan : “Barangsiapa mengenali dirinya, maka dia juga mengenali Tuhannya.” “Berpikir sesaat lebih baik daipada ibadah setahun, atau tujuh puluh tahun.”
- Islam membuka pintu tobat dan ampunan selebar – lebarnya di depan manusia pendosa, bagaimapun besarnya dosa itu, agar supaya dosa itu tidak berubah melilit manusia dan mengubah manusia menjadi sakit jiwanya.
Allah
Swt berfirman :
“Dan
(juga) orang – orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganianya dir sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa – dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejihnya itu.....”(QS 3:135)
Sikap Islam terhadap Para Pendosa
Islam sebenarnya memiliki arah untuk menyembuhkan orang – orang
yang pendosa. Islam menetapkan patokan – patokan yang lazim bagi penyembuhan
ini, dan mencegah penularan penyakit tersebut kepada orang – orang lai. Demi
menjaga keberhasilan lingkungan sosial dalam melakukan penyembuhan tersebut,
Islam melarangkan seseorang karena dosa yang dilakukan nya.Demi menjaga
keberhasilan lingkungan sosial dalam melakukan penyembuhan tersebut, Islam
melarangkan seseorang karena dosa yang dilakukan nya.Demi menjaga keberhasilan
lingkungan sosial dalam melakukan penyembuhan tersebut, Islam melarangkan
seseorang karena dosa yang dilakukan nya.[11]
Dari Imam Ja’far Al-Shadiq
diriwayatkan: “jika terjadi penghinaan antara kamu dan saudaramu, maka
janganlah engkau menghinanya karena dosa yang telah dilakukannya”[12]
Diriwayatkan dari
Rasulullah saw. Bahwa beliau bersabda: “jika pembantu salah seorang dintara
kamu melakukan perzinaan, maka hendaklah dia dihukum cambuk sesuai
ketentuannya, dan janganlah dia dipermalukan”[13]
Islam
mengharuskan kita berhati – hati dalam membersikan reaksi terhadap penghinaan
dan tindakan yang mempermalukan kita. Iamam Ali a.s mengatakan: “Sikap
berlebihan dalam penghinaan malah akan membakar api yang menyala.”[14]
Imam
Ai a.s juga mengatakan: “Jauhilah sikap yang seringkali menghina, karena
sesungguhnya hal itu akan mempermudah berbuat dosa dan menghina orang lain.”[15]
Akibat – akibat Dosa yang Pling Berbahaya
Dalam hal ini akan membicarakan akibat –
akibat yang paling berbahaya, yaitu bahaya yang membuat kita jauh dari ajaran –
ajaran agama dan penyimpangan dari garis yang telah ditentuka oleh risalah
Muhammad. Itulah bahaya yang paling besar, karena akan menghancurkan
kepribadian manusia, dan menghilangkan nilainya yang sempurna dan tinggi, yang
pada gilirannya akan mengubahnya menjadi maujud yang tidak mampu memainkan
perannya di muka bumi ini. Dan oleh karena itu pula akan mengalami kerugian
yang sangat besar.
Allah Swt berfirman :
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar- benar berada dalam kerugian, kecuali
orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat – menasihati
supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS 95:1-6).
Umat yang berjalan di atas garis
ketentuan Allah akan menjadi umat yang paling baik, karena dia menjaga
keseimbangan dan keadilan pada manusia, serta menjaga agar tetap bertindak
adil. Ebaliknya, bila umat itu menyimpang dari jalan-Nya, dia akan
menjerumuskan manusia kepada kecelakaan, kerusakan, peperangan, dan tragedi
yang amat mengenskan.
Iman kepada Allah menciptakan
keseimbangan dalam diri manusia, yang tidak pernah bisa dilakukan ole mazhab
pemikiran manusia mana pun. Iman dapat menciptakan kekuatan pada siri manusia
untuk berjalan di atas jalur yang benar, adil, dan membangun. Inilah hakikat
yang diungkapkan oleh hadits Imam Al-Baqir a.s., di mana beliau mengatakan:
“la, maka dia tidak akan merlakan dirinya untuk melakukan dosa dan kebatilan.
Dan apabila dia marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari
ucapan yang benar. Jika dia mampu, maka kemampuannya tidak akan mengeluarkannya
kepada hal yang tidak benar.”[16]
Itulah nilai tambah iman pada diri
manusia yang diberikan kepada manusia yang tegar, sabar, dan mau berkurban
untuk jalan Allah Swt, dan kemaslahatan umum.
Dimana ada iman, maka disitu ada pula
keadilan, ketaqwaan, kejujuran, dan kebanaran. Di mana ada kekefiran, maka
disitu ada pula kezaliman, kekerasan, kebohanngan, dan penipuan.
Dari sini kita pahami bahwa bahaya yang
mengancam umat manusia adalah bila kita jauh dari keimanan terhadap Allah Swt.
Dapat kita fahami pula sejauh mana dosa yang dapat menyebabkan manusia kepada
kekefiran dan penyimpangan dari jalan Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah
jawadi Amuli, Mabadi Akhlaq dar Qur’an.
Hamka,
Pribadi Muslim. Jakarta: Sari Agung, 1986.
Jamaluddin
Ancok, Paradigma Psikologi Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Sayyid
Hasyim RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia.
Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
Tb
Asep Subhi & Ahmad Taufik, 101 Dosa –Dosa Besar. Jakarta: Qultum Media,
2004.
[1] Tb Asep Subhi
& Ahmad Taufik, 101 Dosa –Dosa Besar. Qultum Media. Jakarta 2004.
[2] Syyid Hasyim
RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia. Pustaka
Hidayah. Bandung 1996.
[3] Tb Asep Subhi
& Ahmad Taufik, 101 Dosa –Dosa Besar. Qultum Media. Jakarta 2004.
[4] Majalah Suara
Islam. Edisi 28 Maret 2012.
[5] Syyid Hasyim
RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia. Pustaka Hidayah.
Bandung 1996.
[6] Abdullah
Jawadi Amuli, Marahil –e Akhlaq dar Qur’an. Hal 155-159.
[7] “Apakah Aku
beritakan kepadamu, kepada siapa setan – setan itu turun? Mereka turun kepada
tiap – tiap pendusta lagi yang banyak dosa.” (Qs. Syu’ara [26]: 221-222).
[8] Abdullah
jawadi Amuli, Mabadi Akhlaq dar Qur’an, hal 112.
[9] “setan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah
golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan itulah golongan yang
merugi.” (Qs. Al- Mujadalah [58]: 19).
[10] Abdullah jawadi
Amuli, Mabadi Akhlaq dar Qur’an, hal 235-236.
[11] Al- Bihar,
73:386.
[12] Al-Mustadrak,
2: 105.
[13] Majmu’ah wa
Rama, 1:58.
[14] Tuhaf
Al-‘Uqul, 8.
[15] Ghurar Al-
Hikam, hlm. 278.
[16] Al-Kafi,
3:330.
0 komentar:
Posting Komentar