Senin, 05 Mei 2014

KONSEP MUSLIM MENYIMPANG dan MUSLIM PATOLOGIS

Standard
MAKALAH
KONSEP MUSLIM MENYIMPANG dan MUSLIM PATOLOGIS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
PATOLOGI MUSLIM
 

Pembimbing :
Dr. Abd. Syakur, M.Ag

Disusun Oleh :
                          Dyah Ekawati Putri           B53212090
                          Meyta Dewi Anngarwati   B03212015
                          Afif Bin Ali                          B43212058                      

  

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Patologi, Deviasi dan Muslim.
Sebelum membahas mengenai konsep muslim yang menyimpang dan patologis, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian deviasi (penyimpangan), patologis (penyakit), serta Muslim secara sederhana.
             Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit, meliputi pengetahuan dan pemahaman dari perubahan fungsi dan struktur pada penyakit. Patologi bertujuan utama            untuk mengidentifikasi sebab suatu penyakit, untuk program  pencegahan suatu penyakit. Maka yang patologi secara harfiah adalah biologi abnormal, studi mengenai proses-proses biologic yang tidak sesuai, atau studi mengenai individu yang sakit atau yang terganggu atau abnormal.
Deviasi atau penyimpangan dimaksudkan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari kecenderungan umum atau ciri karakteristik rata-rata dari masyarakat kebanyakan.[1]
Definisi muslim itu sendiri ialah orang yang memeluk agama Islam, dengan penuh ketaatan terhadap Tuhan dalam mengamalkan kewajibannya sebagai seorang mukmin. Namun kita perlu berhati-hati terhadap batasan definisi muslim, sebab sering ditanyakan tentang, “apa yang dimaksud dengan muslim itu ?”. Secara reaktif seseorang akan menjawabnya dengan berbagai versi. Apabila disimpulkan, pada umumnya mereka menjawab :
1.      Muslim ialah orang yang tunduk dan patuh kepada Tuhan
2.      Orang yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan
3.      Orang yang bersyahadat
Dari jawaban tersebut kita lihat betapa tidak speifiknya cara mereka membuat suatu pendefinisian. Mari kita ambil satu statement mengenai definisi muslim yaitu orang yang tunduk patuh kepada Tuhan atau kita seingkat dengan rumus sebagai berikut :
M = O.tp.T  yang berarti, M (muslim), O (orang yang), t (tunduk), p (patuh),
T (Tuhan).
Kemudian kita tanya, seorang pendeta atau pastor, maka dia pun akan menjawab sama, “oh...saya juga orang yang tunduk patuh kepada Tuhan”, sehingga mereka pun memenuhi persyaratan yang sama seperti seorang muslim yaitu :
P = O.tp.T dan muslim juga = O.tp.T, maka “pendeta = muslim” .?
Otomatis seseorang akan memberikan reaksi tidak setuju, padahal apabila kita konsekuen dengan penjabaran matematis di atas, kiranya tidak ada yang salah, memenuhi premis jalan berpikir logis.
Mengingat hal tersebut maka terdapat suatu pendefinisian yang sederhana tetapi cukup spesifik dan tidak mungkin terjadi overlapping atau garis singgung, yaitu bahwa yang dimaksudkan Muslim ialah orang yang secara konsekuen bersikap hidup sesuai dengan ajaran Qur’an dan Sunnah. Dapat dirumuskan dengan :
M = SK, Q & S    dengan rumusan ini terhindar dari kesimpulan yang salah. Tidak mungkin Pastor atau Pendeta itu bersikap hidup berdasarkan Qur’an an Sunnah karena mereka mempunyai kitab suci serta referensi yang berbeda secara spesifik.[2]

B.     Konsep Muslim Menyimpang dan Muslim Phatologis
Konsep muslim yang menyimpang dan phatologis ini merupakan kebalikan dari konsep muslim ideal. Identitas diriya memang menyandang nama Islam namun memiliki kepribadian yang menunjukkan bahwa dia bukanlah seorang muslim.
Muslim yang menyimpang telah terlepas dari ciri-ciri muslim ideal atau dapat dikatan sebagai mukmin (muslim yang ideal), sehingga ciri-ciri atau sifat-sifat mukmin yang tersebut dalam Al-Qur’an dikategorikan juga sebagai ciri-ciri muslim yang ideal, sebagai berikut :
Dalam al-Qur’an surah al-Anfal ayat 2 sampai 4:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣
Artinya :
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenaNYA ), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia.

 Allah menjelaskan 5 sifat orang mukmin yaitu :
1.      Bergetar hati mereka ketika disebut nama Allah
2.      Bertambah iman mereka ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an
3.      Bertawakkal kepada Allah
4.      Mengerjakan shalat dengan aktif
5.      Memberikan infaq dari sebagian rizki yang telah diberi Allah[3]

Dari ciri-ciri diatas , dapatlah dijadikan ukuran suatu penyimpangan seorang muslim ketika salah satu ciri-ciri muslim ideal tersebut telah hilang dari dalam dirinya. Hilangnya salah satu ciri-ciri tersebut, dapat menjerumuskan secara perlahan kepada penyimpangan yang berujung kepada muslim patologis.
Ada beberapa ayat tentang ancaman Allah bagi muslim yang phatologi, yakni seorang yang telah beriman kemudian mengingkari keimanannya, sebagai berikut :

1.   Surat Ali Imron ayat 106
يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡوَدَّتۡ وُجُوهُهُمۡ أَكَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ١٠٦
106. pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu"

2.      Surat Al-Kahfi ayat 57
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِ‍َٔايَٰتِ رَبِّهِۦ فَأَعۡرَضَ عَنۡهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتۡ يَدَاهُۚ إِنَّا جَعَلۡنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ أَكِنَّةً أَن يَفۡقَهُوهُ وَفِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَقۡرٗاۖ وَإِن تَدۡعُهُمۡ إِلَى ٱلۡهُدَىٰ فَلَن يَهۡتَدُوٓاْ إِذًا أَبَدٗا ٥٧
Artinya :
                       Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu Dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan Kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

3.      Surat Yasin ayat 63-64
هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٦٣  ٱصۡلَوۡهَا ٱلۡيَوۡمَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ٦٤
Artinya :
63.  Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya).
64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.

Dari ketiga ayat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa orang kafir sesudah beriman akan menerima siksaan yang pedih (neraka jahannam),sebaliknya orang yang beriman dengan sebenar-benarnya akan memperoleh pahala yang besar disisi Tuhannya (surga firdaus).[4]
Konsep hidup muslim yang menyimpang, selain merugikan dirinya sendiri juga merugikan orang lain. Dan selain merugi di dunia dia juga akan merugi di akhirat.
Kehidupan muslim yang menyimpang tidak terkonsep , diantaranya :
1.       Tidak sadar akan waktu. Pribadi muslim adalah tipikal manusia yang sangat sadar akan waktu. Terasa dirinya didera dan di buru oleh sang waktu  karena dengan hanya memanfaatkan dan menjadikan waktu sebagai tolak ukur, maka hidupnya akan terarah. Betapa kegagalan manusia, karena tidak menyadari betapa besarnya peranan waktu, yang harus di dayagunakan secara optimal. Bahkan hanya dengan membuat tareget waktu perjalanan sukses atau gagal seorang muslim dapat diukur. Maka tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, dan kita akan terhindar dari ghibah, mencela orang lain dan lain sebagainya.
2.      Tidak consistence (istiqamah). Mudah goyah atau menyimpang dari perjalanan, seorang muslim adalah manusia yang konsisten atau istiqamah dalam memperjuangkan cita-citanya, maka dalam konsisten inilah dia bekerja dengan penuh keyakinan (confidence).[5]
3.      Tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Muslim seperti ini memang secara fisik dia hidup akan tetapi dia mati. Dia tidak mengerti untuk apa dia hidup dan bagaimana dia hidup, serta apa yang dia ingin raih , sehingga akan mudah terpengaruh dalam suatu penyimpangan yang menyesatkan. Tujuan hidup manusia berbeda-beda satu sama lain, tujuan hidup dan pelaksanaan hidup itulah yang akan menentukan nilai martabat dan tingkah laku seorang manusia.  orang islam dengan hidayah dan rahmat-NYA  telah dibimbing bertujuan hidup sesuai firman Allah dalam Qur’an surah ( Al-Baqarah ayat 21, Al-Bayyinah ayat 5, Adz-Dzaariyat ayat 56) dan hadits Nabi : “takwalah (berbaktilah) kepada Allah dimana saja engkau berada. Dan iringilh kejelekan dengan kebaikan, nisacaya terhapus kejelekan itu. Dan bergaullah dengan manusia dengan tingkah laku yang baik.” (Ahmad dan Turmuddzi).[6]
4.      Tidak memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Visi seorang muslim harus jelas dan transparan, karena visi ini mencakup seluruh nilai dan penilaian diri kita atas eksistensi diri kita ditengah-tengah pergaulan manusia, maka setiap pribadi muslm harus secara jelas menyadari arti dan makna ada. Arti ada bukanlah hanya sekedar kesadaran fisik atau bukan pula seperti yang dikatakan oleh Descartes, dengan ucapannya yang sangat terkenal itu, cogito ergo sum – aku berpikir maka aku ada. Akan tetapi arti ada (being) keberadaanya harus dikaitkan dengan mewujudkan pikiran perasaan dan keyakinannya melalui sebuah tindakan. Sedangkan misi seorang muslim adalah menjadikan dirinya penuh arti, bagai pohon kelapa yang tidak ada satupun dari struktur anatomi pohon kelapa itu tersia-sia.[7]
 5.      Tidak berjiwa amanah. Dalam hal amanah terdapat tiga hal yag berhubungan, yaitu pihak yag memberi amanah, hal yang diamanahkan, dan pihak yang menerima amanah. Hal tersebut berlaku sama, baik dalam lingkup sederhana atau kecil maupun lingkup besar. Jadi, jiwa yang amanah menurut konsep Al-Qur’an adalah jiwa yang tidak jujur, tetapi juga teguh untuk mengemban kepercayaan yang diberikan kepadana, serta menyadari segala amanah yang diterimanya berasal dari Allah. Allah-lah yang pada hakikatnya mengangkat seseorang memperoleh kedudukan, derajat pangkat, jabatan dan apa pun dalam kehidupan dunia. Maka setiap muslim harus menanamkan jiwa amanah dalam dirinya, karena penyimpangan terjadi karena ketidakamanahan kita, misalnnya korupsi dan sebagainya.[8]

Beberapa konsep kehidupan muslim yang menyimpang diatas merupakan sebagiann kecil dari sebagian banyaknya konsep muslim yang menyimpang dari agama yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Jadilah seperti orang yang merasa ketinggalan atau kehilangan sesuatu apabila kehidupannya tidak memberikan arti bagi diri dan lingkunan. Sesuatu yang hilang itu harus segera dikejar dan dicari dengan segala daya dan ikhtiar. Pada dasarnya hidup adalah pertandingan dimana setiap pribadi muslim harus selalu keluar sebagai pemenang.


DAFTAR PUSTAKA

          Ahyadi, Abdul Aziz. 2005 . Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila,. Cet V. Bandung : Sinar Baru Algesindo
            Albaar, Ragwan.. 20017. Patologi Muslim. Surabaya: Dakwah Digital Press
            Asyari, Imam. 1988.  Patologi Sosial . Surabaya: Usaha Nasional
Mujib, Abdul. 2007. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
            Nawawi, Ri’fat Syauqi. 2011. Kepribadian Qur’ani. Jakarta : Sinar Grafika
            Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Cet II. Jakarta: Dana Bhakti Wakaf

 



[1] Imam Asyari, Patologi Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, 1988),57
[2] Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Cet II, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), 155-157
[3] Ragwan  Albaar, Patologi Muslim, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2007), 19 -21
[4] Ibid, Hal 27-28
[5] Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Cet II, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), 143
[6] Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Cet V, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2005), 120
[7] Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Cet II, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), 149

[8] Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), 91

2 komentar:

  1. sangat mwmbantu. xixixi
    salam BKI UINSA

    BalasHapus
  2. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    BalasHapus